Google
 

Kamis, 17 April 2008

Prinsip penilaian




PRINSIP PENILAIAN

1. Antisipasi dan Perubahan
“Antisipasi”: Persepsi bahwa nilai diciptakan oleh ekspektasi atas keuntungan di masa depan. Nilai didasarkan pada persepsi pelaku pasar tentang keuntungan kepemilikan di masa depan.

“Perubahan”: Hasil dari sebab dan efek hubungan antara kekuatan yang mempengaruhi nilai properti. Perubahan di pasar real estate berkaitan dengan kekuatan sosial, ekonomi, pemerintah dan lingkungan.
Depresiasi – berkurangnya nilai properti karena berbagai sebab.

2. Penawaran dan Permintaan
“Penawaran”: Kuantitas dari barang dan jasa yang tersedia
“Permintaan”: Keinginan dan kemampuan untuk membeli atau menyewa barang dan jasa.
Interaksi antara penawaran dan permintaan real estate menjadi penentu harga. Relatif terhadap faktor nilai – kegunaan, kelangkaan, keinginan dan daya beli efektif.

3. Substitusi dan Keseimbangan
“Substitusi”: Ketika komoditas atau barang yang semacam banyak tersedia, barang dengan harga yang terendah akan paling menarik permintaan pasar.
Seorang pembeli tidak akan membayar lebih untuk sebuah properti yang dianggap sama. Nilai properti cenderung ditentukan oleh biaya membeli properti lain yang dianggap sama.
“Keseimbangan”: Nilai diciptakan dan dipertahankan ketika unsur-unsur yang berlawanan berada dalam keadaan ekuilibrium.
Keuntungan maksimum dapat diperoleh ketika semua faktor produksi di titik ekuilibrium , yaitu ketika biaya marjinal sama dengan keuntungan marjinal dari sebuah input produksi

4. Eksternalitas
“Eksternalitas”: faktor eksternal pada properti yang memberikan efek positif atau negatif pada nilai.
Economies di luar properti memiliki efek positif atas nilai.
Sementara diseconomies memiliki efek negatif atas nilai
Eksternalitas seperti tetangga sekitar memilikki efek terhadap nilai.

5. Biaya Peluang
Biaya untuk hilangnya peluang yang tidak dipilih.
Investor akan mencari untuk memilih investasi yang memberikan tingkat keuntungan yang tertinggi dan tingkat resiko yang terendah.
Dengan kata lain – investor ingin memaksimalkan keuntungan tetapi meminimalkan resiko.
Terkait dengan prinsip substitusi dan relatif terhadap pendekatan pendapatan.

6. Kontribusi
Nilai dari komponen khusus diukur sebagai kontribusi terhadap nilai properti secara keseluruhan, atau jumlah yang ketidakberadaannya akan mengurangi nilai secara keseluruhan.
Terkait dengan pendekatan biaya.

7. Produktivitas Berlebih
Pendapatan bersih yang tersisa setelah biaya untuk faktor produksi telah dibayar seluruhnya.
Faktor Produksi:
Lahan
Tenaga Kerja
Kapital
Manajemen
Terkait dengan pendekatan pendapatan.

8. Kecocokan
Nilai properti riil diciptakan dan dipertahankan ketika karakteristik dari properti cocok dengan permintaan pasar..
Pembatasan wilayah mengatur kecocokan sesuai dengan karakteristik dasar properti.

9. Pemanfaatan Lahan (HBU)
Pemanfaatan secara benar lahan maupun properti diatasnya, yang secara fisik memungkinkan, secara wajar mendapat dukungan, secara keuangan memungkinkan kelak akan menghasilkan nilai yang tertinggi. Itu adalah konsep dasar penaksiran real estate.

Pemanfaatan Lahan (HBU) seolah kosong:
Di antar semua alasan pemanfaatan alternatif, pemanfaatanyang menghasilkan nilai lahan tertinggi, setelah pembayaran dilakukan untuk tenaga kerja, pemilik modal, dan manajemen biasanya dianggap sebagai HBU lahan seolah kosong.

Pemanfaatan (HBU) Lahan yang telah dibangun:
Maksudnya adalah bahwa peningkatan yang terjadi harus diperbaiki atau dipertahankan sehingga tetap dapat menyumbang terhadap total nilai pasar properti, atau sampai keuntungan dari pengembangan baru akan bernilai lebih dari biaya memusnahkan pengembangan yang sudah ada dan membangun yang baru.

Bambang77001@gmail.com

Tidak ada komentar: