Google
 

Senin, 21 April 2008

Menilai perusahaan keuangan


Menilai Perusahaan Jasa Keuangan
Kategori Perusahaan Jasa Keuangan (dari perspektif menghasilkan/mengelola dana/uang ) sebagai berikut :
1. Bank
menghasilkan uang dari selisih antara bunga dari meningkatkan dana (fund) dengan bunga yang harus dibayarkan kepada penabung.
2. Perusahaan Asuransi
pendapatan dihasilkan dari claims premium dan investasi portfolio.
3. Bank Investasi
pendapatan dari produk berupa saran-saran dan suport untuk meningkatkan modal dari pasar keuangan.
4. Perusahaan Investasi
melakukan investment advice dan mengelola portfolio clients. Income berasal dari fee advisory dan dari fee investment portfolio.

Contoh : Citigroups, merupakan merger dari Travelers dan Citi Corp dan melakukan keempat usaha di atas.

Apa keunikan dari perusahaan jasa keuangan?
Keunikan pada perusahaan jasa keuangan terdapat pada :
Utang, regulator restriction, kesulitan dalam mengidentifikasi reinvestment.
a. Utang : Raw material atau Sumber dana (source of capital) ?
Perusahaan Jasa Keuangan melihat utang sebagai “raw material” dimana utang dapat dibentuk ke dalam berbagai produk keuangan yang dapat dijual dengan harga yang tinggi dan menghasilkan keuntungan.
b. Batasan Aturan (The regulatory restriction)
Secara umum, batasan aturan ini terdiri dari 3 bentuk :
1. Bank dan perusahaan asuransi dibutuhkan untuk memelihara rasio modal untuk menjamin agar perusahaannya tidak berada dibawah rata-rata perusahaan sejenis dan mengambil risiko dari “claimholders” atau “depositors”.
2. Perusahan jasa keuangan sering tidak bebas dalam mengalokasikan dananya untuk diinvestasikan.
3. Perusahaan yang baru masuk ke bisnis ini akan dibatasi dengan aturan penggabungan (merger) dengan perusahaan yang masih berdiri.
c. Reinvestment pada perusahaan Jasa Keuangan
Hal ini dibatasi dengan :
a). dimana perusahaan menginvestasikan dananya?
b). Seberapa banyak perusahaan menginvestasikan?

Perusahaan jasa keuangan menginvestasikan ”intangible asset” seperti nama dagang dan sumber daya manusia (human capital). Sehingga investasi ini dalam pertumbuhan di masa yang akan datang (future growth) dikategorikan sebagai pengeluaran operasional pada laporan akuntansi.
Sedangkan pada ”statement of cash flow” bank menunjukkan jumlah biaya yang kecil atau tak ada pengeluaran modal serta deprisiasi yang kecil.
Perusahaan dapat mendeteksi sebuah masalah dengan Working Capital (Current Asset dan Current Liabilities) dengan melihat pada Neraca Rugi-Laba terdapat adanya penurunan/kenaikan laba yang diakibatkan oleh working capital.

Kesulitan dalam mengukur reinvestment suatu perusahaan jasa keuangan dibedakan menjadi dua bagian, yaitu :
1. tidak dapat mengestimasi cash flow tanpa mengestimasi reinvestment. Dengan kata lain bahwa jika kita tidak dapat mengidentifikasi pengeluaran modal bersih ( net capital expenditures ) dan perubahan pada working capital (modal kerja) maka kita tidak dapat mengestimasi cash flow.
2. sulit mengestimasi expected future growth jika reinvestment rate tidak bisa diukur.

KERANGKA UMUM PENILAIAN
Bagaimana menilai perusahaan jasa keuangan ?
1. harus paham/jelas untuk menilai equity pada perusahaan ini dibandingan perusahaan umum lainnya.
2. membutuhkan sebuah pengukuran cash flow yang tidak mensyaratkan kita untuk mengestimasi kebutuhan reinvestment (reinvestment needs) atau kita dapat menguraikan reinvestment menjadi lebih berguna bagi sebuah perusahaan jasa keuangan.

Equity VS Firm
Pada chapter sebelumnya, kita menilai perusahaan dengan discounting expected cash flow prior to debt payment at WACC dan untuk menilai equity dengan discounting cash flow to equity investors at the cost of equity.

Mengestimasi Discounting expected cash flow prior to debt payment at WACC sulit ketika utang dan pembayaran utang tidak mudah diidentifikasi. Hal ini menjadi sebuah masalah bagi perusahaan jasa keuangan karena banyak perdebatan mengenai ini.

Sedangkan equity dapat dinilai secara langsung dengan memakai discounting cash flow to equity investors at the cost of equity kemudian kita akan melakukan multiples secara baik. Equity multiples (seperti price to earning atau price to book ratio) merupakan pengukuran yang lebih baik untuk menilai perusahaan jasa keuangan daripada menggunakan value multiples (seperti value to EBITDA).

Mengestimasi Cash Flow
Untuk menilai equity sebuah perusahaan, biasanya kita mengestimasi the free cash flow to equity, dengan rumus sbb :

The free cash flow to equity = Net income – Net Capital Expenditures – Changes in Noncash working Capital – (Debt repaid – New Debt Issued)
Jika kita tidak dapat mengestimasi Net Capital Expenditures atau Noncash working Capital maka kita tidak bisa mengestimasi The free cash flow to equity.

Ada dua pilihan bagi perusahaan jasa untuk mengatasi masalah ini :
1. Menggunakan dividen sebagai pengukuran cash flow to equity dan mengasumsikan bahwa perusahaannya over time pay out untuk The free cash flow to equity sebagai dividen. Jika dividen dapat diamati, maka kita tidak akan menghadapi sebuah pertanyaan tentang how much firm reinvest.
2. Penggunaan pengukuran The free cash flow to equity diperkenankan untuk berbagai tipe reinvestment pada perusahaan jasa keuangan. Bank dapat beroperasi dibawah batasan sebuah capital ratio (rasio modal), hal ini dapat dikatakan bahwa perusahaan ini akan menginvestasikan kembali (reinvest) equity capital ke dalam berbagai bentuk investment sehingga membuat banyak pinjaman (loan) di masa yang akan datang.

Minggu, 20 April 2008

Tuntutan penilai

Harga, biaya, nilai




Pengertian Harga, Biaya dan Nilai

HARGA (Cost) adalah sejumlah uang yang disetujui pembeli untuk dibayarkan dan disetujui penjual untuk diterima di saat tertentu dan melalui mekanisme pasar yang wajar

BIAYA (Price) adalah sejumlah uang yang harus disediakan untuk memproduksi atau menciptakan barang dan jasa.

NILAI (Value) adalah sejumlah uang yang setara dengan milik ( property ) yang dapat memberikan keuntungan dari kepemilikan tersebut

NILAI PASAR adalah perkiraan jumlah uang pada tanggal penilaian, yang dapat diperoleh dari transaksi jual beli atau hasil penukaran suatu aset, antara pembeli yang berminat membeli dengan penjual yang berminat menjual, dalam suatu transaksi bebas ikatan, yang penawarannya dilakukan secara layak, di mana kedua pihak masing-masing mengetahui, bertindak hati-hati dan tanpa paksaan. (SPI 0.5.39.1).